“fiddunya hasanah wa fil aakhirati hasanah”, 50 Kelas Madin Tiap Pagi, MIN 1 Trenggalek Tak Tertandingi

50 Kelas Madin Tiap Pagi, MIN 1 Trenggalek Tak Tertandingi

Watulimo – Sekolah lain baru sibuk mengejar prestasi akademik, MIN 1 Trenggalek sudah melangkah lebih jauh. Tidak hanya  lebih unggul di bidang akademik dan non-akademik, madrasah ini juga memantapkan diri sebagai pelopor pendidikan berbasis agama melalui program Madrasah Diniyah (Madin) setiap pagi.

Uniknya, program ini bukan sekadar tempelan. Setiap hari, tepat pukul 07.00 hingga 08.00, ratusan siswa sudah terbagi rapi dalam 50 kelas Madin. Rata-rata setiap kelas hanya berisi 12 anak. Jumlah itu bukan asal, melainkan hasil pengukuran kemampuan yang teliti. Dengan begitu, pembelajaran menjadi lebih fokus, terukur, dan sesuai dengan tingkat kemampuan masing-masing siswa.

Tiga metode besar yang diterapkan adalah Ummi, Tartila, dan Tahfidh. Kombinasi ini membuat siswa bukan hanya sekadar lancar membaca Al-Qur’an, tetapi juga mampu memahami, menghafal, sekaligus membiasakan disiplin belajar agama sejak dini.

Kepala MIN 1 Trenggalek, Supanut, M.Pd.I, menegaskan, Madin merupakan wujud komitmen madrasah dalam menyeimbangkan kecerdasan akademik dan kekuatan moral. “Kami tidak ingin siswa hanya pintar secara teori. Mereka harus punya karakter dan akhlak yang bisa membimbingnya dalam hidup. Itulah tujuan Madin di sini,” jelasnya.

Tak heran jika masyarakat Kecamatan Watulimo semakin menjadikan MIN 1 Trenggalek sebagai pilihan utama. Semboyan “fiddunya hasanah wa fil aakhirati hasanah” benar-benar dijalankan, bukan sekadar slogan di spanduk.